Kamis, 31 Juli 2025

Layanan Mobil Damkar, antara Respon Cepat atau Lambat Patuhi Polisi Tidur

Ilustrasi. Polisi Tidur yang dipermak mendekati Gundukan — lebih lebar dan lebih landai

MELEWATI jalan yang berintangan pembatas kecepatan Polisi Tidur atau Gundukan hal menjengkelkan bagi semua driver mobil Pemadam Kebakaran (Damkar).

Namun mereka tak pernah ber-protes. Hanya secara tidak langsung mempengaruhi kepatuhan melaksanakan respon cepat dalam melayani kebutuhan darurat.

Demikian kesimpulan InfoMedokanAyu-IMA  Media Komunitas Medokan Ayu ketika mengobrol dengan beberapa driver mobil Damkar, terkait beberapa kali peristiwa kebakaran terjadi di Medokan Ayu.

Antara lain peristiwa pada 19 Juli terjadi kebakaran di RW03"Pomp a Air Korsleting, Rumah di Wonoayu No. 197 Terbakar Saat Maghrib, Sabtu 19 Juli".

Pada 29 Juli terjadi kebakaran lagi. malah dua kali, dengan lokasi berdekatan "13 Unit Mobil PMK Padamkan Kebakaran di RT03 RW02 Siang Tadi, Jelang Maghrib Berjarak 100M Ada Kebakaran Lagi".


Inti obrolan yang disampaikan kepada para sopir dan kru damkar tentang apa kesulitan dan yang mesti diwaspadai bila memberikan layanan bantuan darurat di wilayah Medokan Ayu?

Nama-nama driver damkar itu sengaja Off the record  demi privasi, yang kurang lebih jawabannya sama.

Benar, speed bump — polisi tidur/gundukan jalan menjadi perhatian utama para sopir mobil Damkar. Hal itu dapat mengganggu operasional mereka, terutama saat menuju lokasi darurat dengan layanan respon cepat.

Disain pembatas kecepatan model Gundukan - Lebar dan Landai. Ilustrasi bersumber dari Kompas


KURANGI KECEPATAN   
Dengan adanya Speed bump memaksa mobil Damkar harus mengurangi kecepatan kendaraan. Padahal perlu respon cepat sampai ke lokasi kebakaran.

Bahkan bila dari kejauhan terlalu tinggi atau tidak dirancang dengan baik, secara ekstra sopir memilih mengurangi kecepatan secara signifikan.

Hal itu mengingat. mobil Damkar membawa peralatan berat dan tangki berisi air. Pasti gundukan yang terlalu curam dapat menyebabkan guncangan berlebihan. 

Getaran berulang pun bisa merusak suspensi, sistem hidrolik, atau peralatan mobil Damkar dengan muatan ekstra berat. 

Sopir dan kru harus menahan guncangan saat melewati speed bump berulang kali. Ini bisa mengganggu konsentrasi saat menuju lokasi darurat.

"Kadang kita sampai mrecing menahan hentakan ketika mobil melewati goncangan ekstra", kata salah satu kru yang disambut ketawa Kru lain, ingat pengalaman masing-masing.

Hal itu sering terjadi. Terutama Gundukan yang tidak dilengkapi tanda peringatan yang terlihat. Apalagi malam hari.

Di sejumlah kawasan, termasuk di Medokan Ayu tanda peringatan adanya Gundukan sering dilalaikan. Hingga yang melewatinya merasa terjebak.

Ini beresiko pula membuahkan kerusakan, sebagaimana Gundukanyang terpasang di jalan Rojo Minno di lingkungan RW02 Medokan Ayu, yang telah berpaving apik.


SARAN BUKAN USULAN
Ketika dimintai pendapatnya, bagai koor mereka menyarankan dengan menggaris bawahi bukan sebagai usulan. "Ini hanya saran. Bukan usul", katanya.

Pemilihan desain speed bump yang lebih ramah untuk kendaraan darurat —  di antaranya dengan kemiringan lebih landai atau lubang di bagian tengah untuk kendaraan besar.

Pengecualian speed bump di jalur prioritas darurat atau pengaturan yang memungkinkan mobil Damkar melewatinya tanpa harus berhenti. 

Bertolak dari kata Saran bukan usul oleh kru Damkar, maka semua persoalan seputar Speed Bump Atau Polisi Tidur bergantung kehendak wilayah masing-masing. Damkar tetap melewati, sepanjang bisa dilalui dengan konsekuensi antara respon cepat dan lambat.


(InfoMedokanAyu-IMA)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar